Laki-laki itu ter-qodar jadi pemimpinnya wanita, itu adalah mutlak namun memimpin pada hal-hal yang tidak membawa kemaksiatan, jika kepemimpinan seorang laki-laki itu membuat kemudorotan ya…….. tidak wajib di toati apapun alasannya.
Apabila bila Seorang laki-laki sudah sa’atnya untuk menjadi Pemimpin, ya…………… Pemimpin di suatu organisasi, Pemimpin dalam suatu Instansi, ya………….. Pemimpin dalam rumah tangga khususnya. Sudah harus mutlak benar-benar memiliki Ilmu Agama yang cukup, faham dan juga sudah mengamalkan ilmu-ilmunya, serta memiliki ilmu dunia yang cukup pula, agar apa yang dipimpinnya dapat mencapai hasil yang sempurna.
Apabila bila Seorang laki-laki sudah sa’atnya untuk menjadi Pemimpin, ya…………… Pemimpin di suatu organisasi, Pemimpin dalam suatu Instansi, ya………….. Pemimpin dalam rumah tangga khususnya. Sudah harus mutlak benar-benar memiliki Ilmu Agama yang cukup, faham dan juga sudah mengamalkan ilmu-ilmunya, serta memiliki ilmu dunia yang cukup pula, agar apa yang dipimpinnya dapat mencapai hasil yang sempurna.
Namun adapun seorang pemimpin (Imam) juga PASTI tidak sempurna, karena dia adalah manusia biasa yang punya banyak kekurangan, jadi bukan PASTInya benar atas semua yang dilakukannya dan diperintahkannya, bahkan’’’’’’ tidak perlu lagi dinasehati atau mendengarkan nasehat,……………….itu salah besar. Walaupun kita sebagai yang di pimpin wajib to’at atas apa yang diaturnya tetapi “TOAT” yang tidak “MAKSIAT” atau juga yang samar-seolah-olah baik/bagus namun membawa kemudorotan akhirnya, tetapi kita juga harus menjaga dan mengingatkan pimpinan (Imam) kita disetiap waktu agar-benar-benar Apa yang diijtihatkannya benar-benar sesuai dengan dalil-dalil Allah dan Rosul.
Sebagai seorang pemimpin harus mempunyai ilmu Rofik. Adil, Mukhlis, Ridho dan ikhlas semua karna Allah, atas apa yang harus dia korbankan dalam kepemimpinannya baik fikiran, perasaan, waktunya bahkan materi sekalipun ,karena pemimpin itu adalah Imam yang bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnnya dihadapan Allah pada akhirnya.
Adapun Laki—laki yang sudah ditunjuk dan di angkat serta di sumpah menjadi pemimpin (Imam) di dalam Rumah Tangga khususnya, harus benar-benar mampu memimpin sesuai dengan dalil-dalil ALLAH yaitu :
“Kaum laki-laki adalah Pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena ALLAH telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka laki-laki sudah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang soleha, ialah yang to’at kepada Allah lagi memelihara diri ( maksudnya tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya ) ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka ( maksudnya Allah telah mewajibkan suami untuk mempergauli isterinya dengan baik ).
Wanita-wanita yang kami khawatirkan Nusyuz ( wanita yang meninggalkan kewajiban bersuami isteri/ seperti meninggalkan rumah tanpa seizin suaminya ) maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka ditempat tidur mereka, dan pukullah mereka dengan penuh kasih sayang.
Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar”
Wanita-wanita yang kami khawatirkan Nusyuz ( wanita yang meninggalkan kewajiban bersuami isteri/ seperti meninggalkan rumah tanpa seizin suaminya ) maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka ditempat tidur mereka, dan pukullah mereka dengan penuh kasih sayang.
Kemudian jika mereka menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar”
“Hai orang-orang beriman, peliharalah diimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakunya adalah manusia dan batu : penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan yang keras, yang tidak mendustakan Allah terhadap apa yang diperintahkanNYA, dan sesalu mengerjakan apa yang diperintahkanNYA.” (surat At Atahrim ayat : 6 )
Itulah ketentuan Allah bagi laki-laki dalam memimpin Wanita , adapun pada dalil Allah yang lain , laki-laki diberi Allah kelebihan yaitu boleh memperistrikan wanita Soleha lebih dari satu, dua, tiga atau empat seperti yang di lakukan Rosul sesuai Firman Allah yaitu:
“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku “ADIL” terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bila kamu mengawininya ) maka kawinlah dengan perempuan yang kamu sayangi satu, dua, tiga atau empat.
Kemudian jika kamu “TIDAK DAPAT BERLAKU ADIL” maka kawinilah satu wanita saja, atau budak-budak yang kamu miliki, yang demikian itu lebih dekat dengan tidak berbuat aniaya.” (Surat An Nissa Ayat :3)
Kemudian jika kamu “TIDAK DAPAT BERLAKU ADIL” maka kawinilah satu wanita saja, atau budak-budak yang kamu miliki, yang demikian itu lebih dekat dengan tidak berbuat aniaya.” (Surat An Nissa Ayat :3)
Dan sebagai orang Islam dan “IMAN” Firman Allah itu “WAJIB” diyakini, namun untuk melaksanakan dalil-dalil ALLAH tersebut perlu pengkajian yang khusus terutama introspeksi diri terlebih dahulu sebagai hamba ALLAH yang lemah dimuka bumi ini, jangan sombong dan mudah mengatakan “MAMPU” karena dorongan “NAFSU” yang dibimbing “IBLIS”, sehingga manusia lupa bahwa dia bukan ROSUL dan tidak Bersyukur.
Adapun Rosul melaksanakan dalil-dalil Allah tersebut, karena “DIA ROSUL” yang disetiap waktu kehidupannya di jaga oleh “MALAIKAT” dan dibimbing oleh “ALLAH” sampai akhir hayatnya. Juga tidak akan pernah ada yang menjdi MUDOROT apa yang di lakukan ROSUL”.
Alangkah baiknya Wahai Manusia…………. bercerminlah pada kehidupan nyata, bahwa “KAU” tidak akan mampu berlaku “ADIL” pada manusia lain, sedangkan pada diri mu sendiri saja kamu tidak mampu berlaku adil, sebab manusia di “TAKDIR” (diciptakan) Allah punya kekurangan dan kelebihan, supaya antara manusia tersebut dapat saling mengisi untuk menjadi sempurna dan barokah, bukan saling menghujat dengan kelebihan dan kekurangannya dan kekuasaannya. namun yang dapat berlaku ADIL itu adalah ALLAH dengan sifatnya.
Manusia hanya dikuasai “NAFSU” yang di bimbing “IBLIS” disetiap waktu kehidupannya, sehingga membutakan mata bathinnya dan fikirannya menjadi sombong, dan angkuh, merasa diri paling Faham dan Sempurna, dan meremehkan , merendahkan wanita sehingga lupa bahwa semua manusia didunia ini kecuali Hawa terlahir dari “RAHIMNYA” seorang Wanita. yang seakan-akan tidak pernah berarti pada diri dan kehidupannya, dengan di iming-imingi Surga dan dalil-dalil Allah yang hanya untuk kepentingan “NAFSU BIRAHI “ dan urusan sepenggal semata, sehingga membuat lubang nerakanya sendiri.
Semoga Kami diberi ALLAH pemimpin (Imam) yang dapat menyayangi kami, mengasihi dan membimbing kami ke jalan Allah dan Ahli Syukur, serta dijauhkan dari segala lahan-lahan yang membawa kemudorotan dan kemaksiatan ,mati sama-sama masuk surga dan terhindar dari nerakanya Allah……………………Amin )
Dunia hanya kesenangan Sesa’at yang dapat meruntuhkan segalanya, jangan biarkan Iblis meracuni Diri Hati dan Keluargamu wahai pemimpin (Imam), dan jangan izinkan manusia-manusia yang tidak berhak masuk dan meracuni rumah tanggamu. Tugasmu sebagai Pemimpin sudah sangat berat jangan kau celakakan dirimu sendiri dan keluargamu hanya untuk Urusan Dunia dan kebiasaan-kebiasaan yang samar, yang akan membawa kehancuran di Dunia dan Akhirat.
Dunia hanya kesenangan Sesa’at yang dapat meruntuhkan segalanya, jangan biarkan Iblis meracuni Diri Hati dan Keluargamu wahai pemimpin (Imam), dan jangan izinkan manusia-manusia yang tidak berhak masuk dan meracuni rumah tanggamu. Tugasmu sebagai Pemimpin sudah sangat berat jangan kau celakakan dirimu sendiri dan keluargamu hanya untuk Urusan Dunia dan kebiasaan-kebiasaan yang samar, yang akan membawa kehancuran di Dunia dan Akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar